Catatan :

Minggu, 29 April 2018

Cara Terbaik Agar Ilmu Mudah Masuk dan Diterima

Jakarta, NU Online
Ilmu tidak cukup dipelajari dengan ketekunan, melainkan juga upaya agar ilmu tersebut mudah masuk dan diterima secara lahir maupun batin. Di antara usaha batin yang dapat dilakukan manusia ialah mendekatkan diri kepada Allah dan senantiasa menyucikan hati.

Demikian di antara cara terbaik yang dimaksud oleh Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Muhibbin Caringin, Bogor, Jawa Barat KH M. Luqman Hakim. Kiai Luqman juga menerangkan, kelapangan dada dalam menuntut ilmu juga mempunyai peran penting.

Ia mengutip dawuh Imam Syafi’i yang mengatakan bahwa ilmu itu di dalam dada, bukan di tulisan kertas. “Menurut Imam Syafi’i Ilmu itu di dalam dada bukan di tulisan kertas,” tegas Kiai Luqman dikutip NU Online, Ahad (29/4) lewat akun twitter pribadinya @KHMLuqman.

Selasa, 24 April 2018

Ketika Sayyidina Umar Terima Keluhan Orang Tua soal Anak Nakal

Karunia anak merupakan salah satu anugerah terbesar yang diberikan Allah untuk kedua orang tua. Anugerah tersebut harus dijaga dan dididik dengan baik, agar kelak menjadi anak yang shaleh dan bermanfaat bagi orang lain.

Al-Imam al-Ghazali menyatakan bahwa apabila anak dibiasakan berbuat baik sejak dini, maka ia akan tumbuh besar menjadi baik, bahagia di dunia dan akhirat. Orang tua serta pendidiknya mendapatkan pahala atas usaha mendidiknya. Namun bila anak dibiarkan terdidik dengan buruk, maka ia akan terbiasa melakukan keburukan, celaka di dunia dan akhirat. Orang tua dan pendidiknya juga ikut terkena imbas dosanya.

Bukan sepenuhnya kesalahan anak bila ditemukan anak yang durhaka kepada orang tuanya. Sahabat Umar bin al-Khathab saat menjadi khalifah pernah menegaskan hal tersebut.

Seorang laki-laki datang menemui Sahabat Umar bin al-Khatab. Ia mengadu akan tindakan kurang ajar anaknya. Lantas Sahabat Umar memanggil sang anak durhaka tersebut untuk dipertemukan dengan orang tuanya sekaligus dimintai klarifikasi. 

Kisah Saling Menghormati di Kalangan Sahabat dan Tabi'in

Sejak 14 abad silam, kita sebagai umat Islam sudah banyak diajarkan keteladanan dari Rasulullah serta para sahabat-sahabatnya. Sikap Rasulullah adalah cerminan Al-Qur'an yang berjalan. Sudah banyak cerita masyhur tentang hal tersebut. 

Sikap-sikap baik Rasulullah ini secara otomatis membekas dan kemudian berusaha diduplikasi oleh sahabat-sahabat beliau. Meskipun cara duplikasinya tidak 100 persen, namun mendekati kesempurnaan dengan gaya dan sudut pandang masing-masing sahabat yang tidak sama. 

Di antara cerita sahabat yang menarik adalah kisah Zaid bin Tsabit saat ia melakukan shalat janazah atas ibunya yang telah meninggal. 

Ketika keledai milik Zaid ini didekatkan untuk ditunggangi Zaid, tiba-tiba Ibnu Abbas, sahabat sekaligus sepupu Rasulullah, mendekat dan meminta pelana keledai milik Zaid, lalu ia memegangkan pelana itu. 

Sabtu, 21 April 2018

Kader Ansor Harus Manfaatkan Teknologi

Bandung, NU Online
Kader Ansor harus memahami teknologi informasi dan komunikasi, terlebih pada zaman sekarang di mana media informasi sudah menjadi alat mainan. Kader Ansor juga harus bisa memanfaatkan teknologi modern untuk mempercepat penyebaran informasi.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Barat, Johan Jouhar Anwari saat mengisi Materi Pelatihan Kepemimpinan Lanjutan (PKL) VIII yang dilaksanakan oleh Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Barat di Ponpes Cijawura Bandung, Sabtu (21/4).

Johan mengajak selurut peserta PKL agar sepulang dari acara tersebut untuk melakukan tindak lanjut materi terkait Information and Communication Technology (ICT). Materi ICT juga dominta supaya dimasukkan dalam materi Pelatihan Kepemimpinan Dasar yang dilaksanakan di setiap Pengurus GP Ansor di Cabang.

IPNU-IPPNU Pacitan Cetak Kader Militan Lewat Diklatama

Pacitan, MH Online - Untuk pertama kalinya, Pimpinan cabang IPNU-IPPNU Pacitan menggelar kegiatan Pendidikan dan pelatihan pertama (Diklatama) CBP-KPP di balai Desa Wonodadikulon, Ngadirojo, Pacitan. Diklatama berlangsung selama tiga hari, Jum’at-Ahad (20-22/04).
Ketua IPNU Pacitan, Mawan Hardianto mengatakan, Diklatama perdana ini diikuti para pelajar dan santri perwakilan dari beberapa kecamatan di Pacitan. Diklatama dilakukan untuk menyempurnakan regulasi pengkaderan di tubuh NU.
“Diklatama CBP KPP ini yang pertama kalinya di Pacitan dari sejak IPNU-IPPNU berdiri sampai sekarang. Jadi dalam periode ini mencetak sejarah bagi IPNU-IPPNU Pacitan,”ungkpanya  Jum’at (20/4)