Catatan :

Rabu, 20 Juni 2018

Makna Halalbihalal Menurut Gus Mus - Pondok Pesantren Miftahul Huda Ngadirojo Pacitan

Ada sebuah hadis sahih yang sungguh membuat mukmin yang sehat pikirannya akan merasa khawatir merenungkannya. Yaitu hadis sahih-dari sahabat Abu Hurairah yang diriwatkan oleh Bukhari dan Muslim-tentang betapa tragisnya orang yang saat datang di hari kiamat membawa seabrek (pahala) amal, seperti shalat puasa, dan zakat, sementara ketika hidup di dunia banyak berbuat kejahatan kepada sesama.
Digambarkan, nanti orang yang pernah dicacinya, orang yang pernah difitnahnya, yang pernah dimakan hartanya, yang pernah dilukainya, dan pernah dipukulnya akan beramai-ramai menggerogoti (pahala) amalnya yang banyak itu.
Bahkan apabila (pahala) amalnya itu sudah habis dan masih ada orang yang pernah dizalimi dan belum terlunasi dosa orang ini pun akan ditimpukkan kepadanya sebelum akhirnya dia dilempar ke neraka. Orang yang malang ini disebut Rasulullah sebagai orang yang bangkrut yang sebenarnya.

Jumat, 08 Juni 2018

Lailatul Qadar dan Pesan Kemanusiaan

Oleh Fathoni Ahmad
Malam kemuliaan, malam yang agung, malam yang lebih baik dari 1.000 bulan, malam diturunkannya Al-Qur’an, malam di mana Malaikat turun ke bumi, serta malam di mana terwujud kesejahteraan dan kedamaian. Demikianlah gambaran malam lailatul qadar yang dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Qadr ayat 1-5. Maha Benar Allah dengan segala Firman-Nya.

Momen lailatul qadar menjadi keistimewaan bagi umat Islam pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Namun, tidak ada seorang yang mengetahui terkait datangnya malam lailatul qadar. Malam yang dapat membawa seorang hamba kepada derajat ketakwaan yang hakiki. Dalam hal ini, hendaknya manusia tidak hanya menunggu malam kemuliaan itu tiba, tetapi mengisi sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dengan penuh kekhusyuan dan kebaikan agar mendapatkan lailatul qadar.

Menanti malam yang penuh berkah, kemuliaan, dan kesucian tersebut menuntut seorang hamba juga dalam keadaan baik dan suci hatinya setelah menempa dua puluh hari pertama bulan Ramadhan. Pada hitungan sepuluh malam terakhir bulan ramadhan tersebut, Nabi Muhammad SAW menyambut malam mulia itu dengan mengajarkan kepada umatnya agar melakukan i’tikaf.

Kiai Said: Hawa Nafsu dengan Polesan Agama Lebih Banyak

Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar buka puasa bersama di lantai 8 Gedung PBNU Kramat Raya Jakarta Pusat, Jumat (8/6). Kegiatan ini mengusung tema Ramadhan sebagai Bulan Muhasabah, Mu'atabarah dan Muraqabah Menuju Peningkatan Iman.

Pada kesempatan tersebut Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyampaikan bulan Ramadhan berasal dari kata ramdhan, artinya batu yang mengadung panas karena sehari penuh menyerap panas matahari.

Pada bulan Ramadhan umat Islam berhasil melawan hawa nafsu. Mengutip ayat Al-Qur'an, Kiai Said mengatakan hawa nafsu membuat manusia mudah terpedaya oleh dunia, harta kekayaan, dan jabatan.