Catatan :

Minggu, 30 September 2018

Makesta PAC IPNU IPPNU Ngadirojo Pacitan Bertekad Lahirkan Kader Aswaja


Ngadirojo-Pacitan, mh Online
Kurang lebih 40 pelajar di Kecamatan Ngadirojo Pacitan Jawa Timur dibidik menjadi kader IPNU-IPPNU yang berkarakter Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) an-Nahdliyah.

Kegiatan yang bersifat kaderisasi di organisasi NU tingkat pelajar, siswa siswi yang dibidik melalui kegiatan Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU-IPPNU Kecamatan Ngadirojo, Pacitan.

Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, Sabtu hingga Minggu, 29-30 September 2018 di Pondok Pesantren Miftahul Huda Ngadirojo Pacitan, kegiatan ini diketua panitiai oleh Abu Yazid Al-Basthomi.

Pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Huda Ngadirojo Pacitan (Agus Zaki Alwan) menyambut baik dengan kegiatan Makesta kali ini dapat dilaksanakan di Pondoknya.

Rabu, 20 Juni 2018

Makna Halalbihalal Menurut Gus Mus - Pondok Pesantren Miftahul Huda Ngadirojo Pacitan

Ada sebuah hadis sahih yang sungguh membuat mukmin yang sehat pikirannya akan merasa khawatir merenungkannya. Yaitu hadis sahih-dari sahabat Abu Hurairah yang diriwatkan oleh Bukhari dan Muslim-tentang betapa tragisnya orang yang saat datang di hari kiamat membawa seabrek (pahala) amal, seperti shalat puasa, dan zakat, sementara ketika hidup di dunia banyak berbuat kejahatan kepada sesama.
Digambarkan, nanti orang yang pernah dicacinya, orang yang pernah difitnahnya, yang pernah dimakan hartanya, yang pernah dilukainya, dan pernah dipukulnya akan beramai-ramai menggerogoti (pahala) amalnya yang banyak itu.
Bahkan apabila (pahala) amalnya itu sudah habis dan masih ada orang yang pernah dizalimi dan belum terlunasi dosa orang ini pun akan ditimpukkan kepadanya sebelum akhirnya dia dilempar ke neraka. Orang yang malang ini disebut Rasulullah sebagai orang yang bangkrut yang sebenarnya.

Jumat, 08 Juni 2018

Lailatul Qadar dan Pesan Kemanusiaan

Oleh Fathoni Ahmad
Malam kemuliaan, malam yang agung, malam yang lebih baik dari 1.000 bulan, malam diturunkannya Al-Qur’an, malam di mana Malaikat turun ke bumi, serta malam di mana terwujud kesejahteraan dan kedamaian. Demikianlah gambaran malam lailatul qadar yang dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Qadr ayat 1-5. Maha Benar Allah dengan segala Firman-Nya.

Momen lailatul qadar menjadi keistimewaan bagi umat Islam pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Namun, tidak ada seorang yang mengetahui terkait datangnya malam lailatul qadar. Malam yang dapat membawa seorang hamba kepada derajat ketakwaan yang hakiki. Dalam hal ini, hendaknya manusia tidak hanya menunggu malam kemuliaan itu tiba, tetapi mengisi sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dengan penuh kekhusyuan dan kebaikan agar mendapatkan lailatul qadar.

Menanti malam yang penuh berkah, kemuliaan, dan kesucian tersebut menuntut seorang hamba juga dalam keadaan baik dan suci hatinya setelah menempa dua puluh hari pertama bulan Ramadhan. Pada hitungan sepuluh malam terakhir bulan ramadhan tersebut, Nabi Muhammad SAW menyambut malam mulia itu dengan mengajarkan kepada umatnya agar melakukan i’tikaf.

Kiai Said: Hawa Nafsu dengan Polesan Agama Lebih Banyak

Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar buka puasa bersama di lantai 8 Gedung PBNU Kramat Raya Jakarta Pusat, Jumat (8/6). Kegiatan ini mengusung tema Ramadhan sebagai Bulan Muhasabah, Mu'atabarah dan Muraqabah Menuju Peningkatan Iman.

Pada kesempatan tersebut Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyampaikan bulan Ramadhan berasal dari kata ramdhan, artinya batu yang mengadung panas karena sehari penuh menyerap panas matahari.

Pada bulan Ramadhan umat Islam berhasil melawan hawa nafsu. Mengutip ayat Al-Qur'an, Kiai Said mengatakan hawa nafsu membuat manusia mudah terpedaya oleh dunia, harta kekayaan, dan jabatan.

Minggu, 29 April 2018

Cara Terbaik Agar Ilmu Mudah Masuk dan Diterima

Jakarta, NU Online
Ilmu tidak cukup dipelajari dengan ketekunan, melainkan juga upaya agar ilmu tersebut mudah masuk dan diterima secara lahir maupun batin. Di antara usaha batin yang dapat dilakukan manusia ialah mendekatkan diri kepada Allah dan senantiasa menyucikan hati.

Demikian di antara cara terbaik yang dimaksud oleh Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Muhibbin Caringin, Bogor, Jawa Barat KH M. Luqman Hakim. Kiai Luqman juga menerangkan, kelapangan dada dalam menuntut ilmu juga mempunyai peran penting.

Ia mengutip dawuh Imam Syafi’i yang mengatakan bahwa ilmu itu di dalam dada, bukan di tulisan kertas. “Menurut Imam Syafi’i Ilmu itu di dalam dada bukan di tulisan kertas,” tegas Kiai Luqman dikutip NU Online, Ahad (29/4) lewat akun twitter pribadinya @KHMLuqman.

Selasa, 24 April 2018

Ketika Sayyidina Umar Terima Keluhan Orang Tua soal Anak Nakal

Karunia anak merupakan salah satu anugerah terbesar yang diberikan Allah untuk kedua orang tua. Anugerah tersebut harus dijaga dan dididik dengan baik, agar kelak menjadi anak yang shaleh dan bermanfaat bagi orang lain.

Al-Imam al-Ghazali menyatakan bahwa apabila anak dibiasakan berbuat baik sejak dini, maka ia akan tumbuh besar menjadi baik, bahagia di dunia dan akhirat. Orang tua serta pendidiknya mendapatkan pahala atas usaha mendidiknya. Namun bila anak dibiarkan terdidik dengan buruk, maka ia akan terbiasa melakukan keburukan, celaka di dunia dan akhirat. Orang tua dan pendidiknya juga ikut terkena imbas dosanya.

Bukan sepenuhnya kesalahan anak bila ditemukan anak yang durhaka kepada orang tuanya. Sahabat Umar bin al-Khathab saat menjadi khalifah pernah menegaskan hal tersebut.

Seorang laki-laki datang menemui Sahabat Umar bin al-Khatab. Ia mengadu akan tindakan kurang ajar anaknya. Lantas Sahabat Umar memanggil sang anak durhaka tersebut untuk dipertemukan dengan orang tuanya sekaligus dimintai klarifikasi. 

Kisah Saling Menghormati di Kalangan Sahabat dan Tabi'in

Sejak 14 abad silam, kita sebagai umat Islam sudah banyak diajarkan keteladanan dari Rasulullah serta para sahabat-sahabatnya. Sikap Rasulullah adalah cerminan Al-Qur'an yang berjalan. Sudah banyak cerita masyhur tentang hal tersebut. 

Sikap-sikap baik Rasulullah ini secara otomatis membekas dan kemudian berusaha diduplikasi oleh sahabat-sahabat beliau. Meskipun cara duplikasinya tidak 100 persen, namun mendekati kesempurnaan dengan gaya dan sudut pandang masing-masing sahabat yang tidak sama. 

Di antara cerita sahabat yang menarik adalah kisah Zaid bin Tsabit saat ia melakukan shalat janazah atas ibunya yang telah meninggal. 

Ketika keledai milik Zaid ini didekatkan untuk ditunggangi Zaid, tiba-tiba Ibnu Abbas, sahabat sekaligus sepupu Rasulullah, mendekat dan meminta pelana keledai milik Zaid, lalu ia memegangkan pelana itu. 

Sabtu, 21 April 2018

Kader Ansor Harus Manfaatkan Teknologi

Bandung, NU Online
Kader Ansor harus memahami teknologi informasi dan komunikasi, terlebih pada zaman sekarang di mana media informasi sudah menjadi alat mainan. Kader Ansor juga harus bisa memanfaatkan teknologi modern untuk mempercepat penyebaran informasi.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Barat, Johan Jouhar Anwari saat mengisi Materi Pelatihan Kepemimpinan Lanjutan (PKL) VIII yang dilaksanakan oleh Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Barat di Ponpes Cijawura Bandung, Sabtu (21/4).

Johan mengajak selurut peserta PKL agar sepulang dari acara tersebut untuk melakukan tindak lanjut materi terkait Information and Communication Technology (ICT). Materi ICT juga dominta supaya dimasukkan dalam materi Pelatihan Kepemimpinan Dasar yang dilaksanakan di setiap Pengurus GP Ansor di Cabang.

IPNU-IPPNU Pacitan Cetak Kader Militan Lewat Diklatama

Pacitan, MH Online - Untuk pertama kalinya, Pimpinan cabang IPNU-IPPNU Pacitan menggelar kegiatan Pendidikan dan pelatihan pertama (Diklatama) CBP-KPP di balai Desa Wonodadikulon, Ngadirojo, Pacitan. Diklatama berlangsung selama tiga hari, Jum’at-Ahad (20-22/04).
Ketua IPNU Pacitan, Mawan Hardianto mengatakan, Diklatama perdana ini diikuti para pelajar dan santri perwakilan dari beberapa kecamatan di Pacitan. Diklatama dilakukan untuk menyempurnakan regulasi pengkaderan di tubuh NU.
“Diklatama CBP KPP ini yang pertama kalinya di Pacitan dari sejak IPNU-IPPNU berdiri sampai sekarang. Jadi dalam periode ini mencetak sejarah bagi IPNU-IPPNU Pacitan,”ungkpanya  Jum’at (20/4)

Kamis, 29 Maret 2018

Gaet Siswa Baru, Lembaga Pendidikan NU Pacitan Gencar Promosi

Pacitan, MH Online
Sekolah sekolah di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Pacitan Jawa Timur gencar melakukan berbagai kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh siswa baru untuk tahun ajaran 2018/2019.

Diantara lembaga pendidikan NU yakni Sekolah Dasar Nuril Islam (SD Nuris) Pacitan yang berdiri sejak tahun 2015 menggelar berbagai macam kegiatan untuk menggaet peserta didik baru. sebagaimana yang dilakukan pada Kamis (29/3), menggelar bazar buku dan pentas seni anak. 

Kegiatannya meliputi, lomba fashion show busana muslim tingkat TK sederajat se-kecamatan Pacitan dan Kecamatan Arjosari, lomba mewarnai, dan lomba memasak nasi tiwul antar wali murid dan kegiatan akan berlangsung hingga Sabtu (31/3) di halaman SD setempat.

"Pentas seni ini merupakan agenda tahunan, dan ini adalah tahun keempat kami melaksanakannya. Tujuan utamanya tentu saja adalah untuk lebih mengenalkan SD Nuris kepada masyarakat," terang Noka Dewi Ariyanti, salah seorang Guru SD Nuris

Istighosah dan Doa Bersama SMP/SMK Miftahul Huda Menuju Suksesnya UNBK 2018


Ngadirojo, MH Online
Jelang pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2018 para pelajar Kelas IX/XII SMP/SMK Miftahul Huda menggelar Istighosah dan Doa Bersama di halaman Miftahul Huda Jln. Cucak Rowo No.25 Wiyoro Ngadirojo Kamis 29 Maret 2018. Hal itu dilakukan agar siswa siswi mendapat kemudahan dalam melaksanakan UNBK 2018 .(29/03/2018)

Acara Istighosah dan Doa Bersama dipimpin oleh Gus Zaki Alwan diikuti Kepala Sekolah SMP/SMK Miftahul Huda, dewan guru dan siswa-siswi serta orang tuanya.

Segala persiapan mulai dari jasmani maupun rohani dari siswa-siswi seperti Istighosah dan Doa Bersama  serta yang paling Tradisi di Miftahul Huda adalah berkunjung/silaturahmi ke kediaman Guru Guru dan Ulama untuk minta doa dan restu kepada beliau.

Doa merupakan wujud permohonan kepada Allah SWT untuk meminta bantuan dan perlindungan, sebab manusia diciptakan oleh-Nya dan akan kembali kepada-Nya. Inilah alasan kenapa kita mengajak seluruh siswa-siswi untuk berdoa, tidak lain demi kemudahan dan kelancaran menghadapi semua ujian baik itu ujian sekolah maupun ujian nasional

Rabu, 28 Maret 2018

Pemerintah Saja Tidak Cukup, NU Harus Genjot Kesadaran Teknologi

Jakarta, NU Online
Teknologi berkembang begitu pesat. Satu perubahan ke perubahan lagi tidak berjarak begitu lama. Menurut Praktisi Teknologi Elwin Andririanto, negara-negara maju seperti Amerika Serikat (AS) sudah menemukan sumber daya lain di bumi ini. Misalnya mereka menemukan emas yang jumlahnya 80 ribu kali lebih banyak dari yang ada di bumi. Emas tersebut berada di sebuah asteroid.

Jerman, lanjutnya pada kegiatan Ngaji Teknologi di Perpustakaan PBNU, Gedung PBNU lantai 2, Jakarta, pada Rabu (28/3), sudah berhasil membuat matahari buatan di bumi. Bangsa Jerman heboh dengan fusi yang menghasilkan matahari tersebut.

Tak berhenti di situ, alumni Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya itu juga mengungkapkan bahwa teknologi saat ini sudah mampu membuat jantung yang dibuat sedemikian rupa dan dicetak dengan mesin pencetak tiga dimensi. Itu berhasil hidup.

Faedah Istiqamah Berdzikir La Ilaha illallah Muhammad Rasulullah

Dzikir Lâ Ilâha illalLâh Muhammad RasûluLlâh sering kita dengar lantunannya. Dzikir ini terdiri dari 2 pernyataan. Yang pertama adalah mengesakan Allah, yakni tiada yang memiliki sifat ulûhiyah atau ketuhanan kecuali Allah, dan yang kedua adalah penegasan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan-Nya.

Sudah lazim bahwa tiap-tiap dzikir memiliki faedah. Ya, meski itu bukanlah tujuan utama dari dzikir. Tujuan utamanya adalah mendekatkan kita kepada Allah subhanahu wata’ala. Lantas, apakah faedah dari dzikiran ini?

Disebutkan dalam kitab Syarah Ummul Barâhîn karya Imam Abdullah Muhammad bin Yusuf as-Sanusy al-Asy’ary (Jakarta, Dar al-Kutub al-Islamiyah, 2013, halaman 72), keutamaan-keutamaan mengistiqamahkan dzikiran ini. Faedah tersebut terbagi menjadi dua, pertama kembali kepada budi pekerti yang baik dalam agama, yang kedua kembali kepada karamah.

Kiai Maschan Moesa Minta Generasi Muda NU Tampil sebagai Dai Milenial

Surabaya, NU Online
Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jawa Timur menggelar haul pertama Almarhum KH Hasyim Muzadi di Ruangan Kertoraharjo Gedung PWNU Jawa Timur, Selasa (27/3). 

KH Hasyim Muzadi dikenal sebagai kiai humoris dan piawai dalam berdakwah. "Yang paling sulit kita tiru adalah setiap memulai ceramah Kiai Hasyim selalu membaca ayat terlebih dahulu," kata KH Ali Maschan Moesa, Wakil Rais PWNU Jatim.

Kiai Ali Maschan mengatakan, Kiai Hasyim kalau ceramah selalu runtut, bagi Kiai Hasyim berceramah untuk NU itu mutlak, yang sulit akan menjadi mudah. Saat ini sudah banyak para dai yang pintar mengambil hati masyarakat, namun di NU masih belum muncul.

"Sudah seharusnya generasi IPNU-IPPNU mengambil peran ini, karena mereka ini termasuk generasi milenial. Generasi NU harus belajar kepada Kiai Hasyim dalam berceramah," kata Mantan Ketua PWNU Jatim ini.

Selasa, 27 Maret 2018

Kiai Said: Nabi Miliki Nasionalisme yang Tinggi

Blitar, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyatakan 15 abad yang lalu Nabi Muhammad SAW sukses membangun umat yang tidak berdasarkan agama dan suku. Nabi berhasil membangun Kota Yastrib atau Madinah atas dasar pluralisme dan tanpa memandang adanya perbedaan.

”Nabi Muhammad SAW berhasil menyatukan manusia tanpa melihat suku, agama dan bangsa," ujar Kiai Said dihadapan ribuan warga nahdliyin di Kampung Coklat, Kabupaten Blitar Jawa Timur, Selasa (27/3).

Menurut Kiai Said, Nabi Muhammad juga memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Karena meskipun sudah delapan tahun tinggal di Yastrib, dia ingin kembali ke Makah. Pada waktu kembali ke Makah, Rasulullah membawa belasan ribu tentara.

“Hal tersebut sempat membuat musuh Islam mengira prajurit muslim akan balas dendam. Tapi yang terjadi justru sebaliknya, Rasulullah tidak mengizinkan prajuritnya melakukan dendam dengan kerendahan hati dan indahnya akhlak,” jelasnya.

Senin, 26 Maret 2018

Saat Kiai Bambu Runcing Menangis

KH Subchi Parakan. (Istimewa)
Perjuangan melawan dan mengusir penjajah bagi bangsa Indonesia tidak cukup hanya bermodalkan kekuatan fisik dan senjata, tetapi juga kekuatan batin. Kekuatan ini diperoleh dari orang-orang sholeh yang mempunyai amalan khusus yang mampu membangkitkan semangat berjuang.

Salah satu tujuan ratusan bahkan ribuan tentara Hizbullah, Sabilillah, Tentara Keamanan Rakyat (TKR) ialah Kiai Haji Subchi Parakan. Kiai yang berumur 90 tahun pada 1945 itu ikut berjasa dalam memberikan kekuatan batin kepada para pejuang dengan cara memberikan amalan dan doa yang disepuhkan pada bambu runcing, senjata para pejuang saat itu dalam mengusir tentara sekutu di Semarang, Ambarawa, Surabaya, dan daerah-daerah lainnya.

Dengan senang hati, Kiai Subchi menyepuh satu per satu bambu runcing dari ribuan tentara yang saat itu sengaja datang ke Parakan untuk keperluan memperoleh kekuatan batin itu. Namun di sisi lain, hati Kiai Subchi menyimpan kesedihan mendalam karena semakin hari, tentara tak ada habisnya mendatangi kediamannya. Ia merasa banyak kiai lain di sejumlah daerah di Indonesia yang tentu lebih mampu dan sholeh dibanding dirinya.

Minggu, 25 Maret 2018

Majalah NU dan Santri Indonesia di Mekkah

Madrasah Shaulatiyah, Makkah, pada suatu siang, di tahun 1934. Zulkifli, seorang pelajar, menerima kiriman Majalah Berita Nahdlatoel Oelama dari Indonesia. Sebagaimana biasanya, adik KH Zubair (Salatiga, kelak menjadi Rektor Pertama IAIN Walisongo) ini membacanya dengan antusias bersama kawan-kawannya sesama orang Indonesia. Tak disangka, gurunya tahu lalu memaksa mengambil majalah tersebut, merobek-robeknya dan membuangnya ke arah jendela di lantai tiga lembaga pendidikan tersebut. Peristiwa ini membuat para siswa sewot. Namun yang lebih membuat muntab mereka adalah kalimat penghinaan yang dilontarkan guru tersebut: “Kalian orang-orang Jawa [Indonesia] adalah bangsa yang berbudi rendah!”

Kejadian di siang hari itu benar-benar menyakiti hati para pelajar. Mereka dengan kompak mogok belajar. Kegiatan di madrasah pun lumpuh. Sebab, 95% siswa di Shaulatiyah berasal dari Indonesia. Demikian juga sebagian pengajarnya. Karena sudah terlanjur sakit hati, maka aksi ini berlanjut dengan tindakan yang tak kalah mencengangkan: para pengajar asal Indonesia memutuskan mendirikan sebuah madrasah sendiri.

Sabtu, 24 Maret 2018

Hakikat Kemuliaan Manusia: Subjek atau Objek?

Orang mulia bukanlah orang yang di mana-mana dimuliakan orang, tetapi adalah orang yang senantiasa berbuat kemuliaan. Jadi orang mulia adalah subjek dan bukan objek. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Hujurat, ayat 13:

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

Artinya: "Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu."

Ayat ini menegaskan bahwa orang-orang mulia adalah para pelaku perbuatan mulia, yakni mereka yang melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya. 

Jadi mulia tidaknya seseorang tidak ada hubungannya dengan bagaimana ia diperlakukan di tengah-tengah masyarakatnya seperti dihormati atau tidak, tetapi sejauh mana ia melakukan perbuatan-perbuatan mulia yang disebut ketakwaan seperti beriman kepada Allah, berbakti kepada orang tua, sabar, jujur, adil, rendah hati, menghormati orang lain dan sebagainya. 

Jumat, 23 Maret 2018

Operasi Anaknya Dibantu NU Care, Taryana Tak Perlu Jual Rumah

Sumedang, NU Online
Taryana dan Vety terlihat sumringah menyambut kedatangan kami di rumah mereka, di  Desa Sukamanah, RT 02/RW 03 Kecamatan Wado, Kabupaten  Sumedang, Jawa Barat, Kamis (22/3) siang. 

Pasangan suami istri yang telah menikah empat tahun itu menyilakan kami duduk dan mencicipi pisang goreng serta kopi yang sudah mereka persiapkan. Perjalanan hampir enam jam dari Jakarta, membuat kami segera larut dalam hangat kopi dan obrolan bersama Taryana beserta keluarganya.

Saat itu dari pihak kami terdiri dari dua orang kru NU Online, satu staf NU Care-LAZISNU dan satu orang sopir. 

Kedatangan kami siang itu adalah untuk menjenguk Faysal Kayana. Selain itu juga untuk menyerahkan dana bantuan pengobatan Faysal yang berasal dari sumbangan donatur NU Care-LAZISNU termasuk yang dihimpun melalui lamam Kitabisa.

Baca: NU Care Bantu Warga Sumedang yang Alami Masalah Kesehatan)
Faysal yang kini berusia tiga tahun adalah anak Taryana dan Vety yang sebelumnya menderita hirschsprung's disease. Itu adalah penyumbatan pada usus besar yang terjadi akibat lemahnya pergerakan usus.

Politik Kebangsaan dan Perdamaian Dunia, Misi Musda Jatman Jatim

Pasuruan, NU Online
Idarah Wustha Jatman Provinsi Jawa Timur bakal menggelar Musyawarah Daerah di Lapangan Universitas Yudharta Pasuruan yang berada di Pondok Pesantren Ngalah, Pasuruan, Jawa Timur. Politik kebangsaan dan terawatnya perdamaian dunia menjadi misi besar capaian Musda ke-4 yang diagendakan 31 Maret-1 April 2018 mendatang.

Hal tersebut diungkapkan Pengasuh Pesantren Ngalah, KH Sholeh Bahrudin saat dihubungi NU Online, Kamis (22/3). Ia menyebut antara tarekat dan Pancasila sangat berhubungan.

“Hubungan tarekat dengan NKRI dan Pancasila, bahwa kewajiban tarekat berbuat baik kepada sesama dan semua makhluk ciptaan Allah. Tidak sekadar perkataan saja, tetapi harus dipraktikkan," terang kiai yang juga Rais Aam Tsany Jatman Indonesia.

Wakil Ketua Pelaksana Musda, M Dayat menuturkan misi besar penyelenggaraan Musda ke-4 yaitu politik kebangsaan akan membawa perdamaian dunia.

Kamis, 22 Maret 2018

Ramalan Indonesia Bubar 2030, KH Ma’ruf Amin: Justru RI Semakin Kuat

Jakarta, NU Online
Rais Aam Nahdlatul Ulama yang juga Ketua Umum MUI Pusat KH Ma’ruf menegaskan, ramalan Indonesia bubar di tahun 2030 tidak tepat. Justru menurutnya, Indonesia semakin kuat.

"Kalau orang mengatakan Indonesia bubar, itu dari mana tandanya? Justru RI semakin kuat," ujar Kiai Ma'ruf Amin, Kamis (22/3) di Jakarta.

Tanda semakin kuatnya Indonesia menurut Pengasuh Pesantren An-Nawawi Tanara, Serang, Banten ini, negara-negara di dunia ramai-ramai ingin belajar ke Indonesia. Sebab, Indonesia dinilai berhasil merawat perdamaian di tengah perbedaan.

Menurut Kiai Ma’ruf, peran civil society seperti organisasi keagamaan, komunitas budaya, dan perkumpulan-perkumpulan lain turut berjasa dalam menciptakan keharmonisan bangsa.

Rabu, 21 Maret 2018

Pagar Nusa Bertemu Presiden Jokowi, Ini Hasil Pertemuannya

Jakarta, NU Online 
Ketua Umum Pimpinan Pusat Pencak Silat NU Pagar Nusa, M. Nabil Haroen bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (21/3). 

Pada kesempatan itu, Presiden memerintahkan TNI dan Polri untuk bekerja sama dengan Pagar Nusa, termasuk rekrutmen anggota TNI-Polri dari santri Pagar Nusa.

Presiden menyampaikan permohonan maaf karena tidak dapat hadir pada agenda Ijazah Kubro dan Pengukuhan Pimpinan Pusat Pagar Nusa di Cirebon Jawa Barat, pada akhir Januari 2018 lalu. Presiden Jokowi berjanji akan hadir pada agenda Pagar Nusa yang akan datang.

Selasa, 20 Maret 2018

Wirid Kiai Arwani Amin agar Mendapatkan Anak Shalih

KH Arwani Amin (serban putih) bersama KH Baidhowi,
pengasuh ke-2 Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin
Kiai Arwani merupakan ulama masyhur di Indonesia, terlebih di Pulau Jawa. Murid dari Kiai Muhammad Munawir, Krapyak, Yogyakarta ini juga dikenal sebagai kiai ngabéhi yang berasal dari bahasa Jawa kabeh. Kabeh artinya semua. Jadi ngabéhi mempunyai arti menyeluruh/menguasai. Maksudnya keilmuan Kiai Arwani adalah menyeluruh, menguasai berbagai macam bidang keilmuan. 

Tidak hanya alim di bidang qira'ah sab'ah, yang terkenal atas terbitan karyanya kitab Faidlul Barakât fî Sab'il Qirâ'at yang aplikatif dan mudah dicerna untuk orang yang belajar mendalami Al-Qur'an melalui tujuh imam qira'at, Kiai Arwani juga cakap di bidang keilmuan-keilmuan lain seperti nahwu, sharaf, balaghah, fiqih, ilmu falak, dan lain sebagainya. 

Selain berbalut kepribadian akhlak luhur serta keluasan ilmu yang dia miliki, pendiri Pesantren Yanbu'ul Qur'an ini juga diberi anugrah oleh Allah subhanahu wa ta'ala berupa keluarga bahagia, semuanya ahli Qur'an.

Senin, 19 Maret 2018

Google Rayakan Ulang Tahun Ke-97 Tokoh Lesbumi NU, Usmar Ismail

Jakarta, NU Online 
Mesin pencarian Google merayakan ulang tahun ke-79 Usmar Ismail dengan menampilkannya di Google Doodle hari ini, Selasa (20/3). Tampilannya adalah pria berkacamata dengan sebuah kamera. Tidak heran karena memang dia ada tokoh film nasional.

Salah satu karyanya adalah Darah dan Doa (1950). Film ini  kemudian menjadi tonggak film Indonesia. Pemerintah menetapkan Hari Film Nasional berdasarkan hari pertama syuting Darah dan Doa, 30 Maret.

Saat Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) didirikan di Bandung pada 28 Maret 1962, para kiai NU mempercayakan Usmar Ismail sebagai ketua umum pertama. Tokoh seni yang duduk di kepengurusan saat itu di antaranya Jamaluddin Malik, Asrul Sani, Anas Ma’ruf, dan lain-lain. 

Habib Luthfi Jelaskan Cara Mengenal dan Dikenal Allah

Jakarta, NU Online
Rais Aam Jam’iyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyah (JATMAN) Habib Muhammad Luthfi bin Yahya mengajak kepada ribuan jamaah pengajian rutin Jumat Kliwon dan masyarakat secara umum untuk berusaha mengenal sekaligus dikenal Allah SWT.

Hal ini ia sampaikan ketika memberikan taushiyah usai melakukan dzikir dan shalawat berjamaah, Jumat (16/3) lalu di gedung Kanzus Sholawat Pekalongan, Jawa Tengah.

Menurutnya, melihat segala sesuatu mestinya dengan menggunakan mata batin atau basyirah. Dengan penglihatan tersebut, lama-lama manusia akan mengenal dan dikenal Allah.

“Imam Syafi’i mengajak kepada manusia agar melihat segala sesuatu dengan basyirah, mata hati lebih jauh untuk mengenal Allah SWT,” ujar Habib Luthfi dalam majelis yang juga dihadiri oleh Quraish Shihab dan Alwi Shihab itu.

Minggu, 18 Maret 2018

Amalan Sayyidina Ali saat Malam Satu Rajab

Tidak ada perselisihan dari ulama mana pun tentang keistimewaan bulan Rajab. Di dalam hadits yang bersumber dari Anas dengan kualitas hadits yang menurut Imam asy-Syaukani dalam Nailul Authar adalah hasan mursal, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
 
رَجَبٌ شَهْرُ اللهِ وَشَعَبَانُ شَهْرِيْ وَرَمَضَانُ شَهْرُ أُمَّتِيْ

Artinya: “Rajab adalah bulannya Allah, Sya'ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulannya umatku. (Jâmi'ul Ahadits, Hadits Nomor 12682)

Syekh Abdul Qadir al-Jilani dalam kitab al-Ghun-yah meriwayatkan, Sayyidina Ali karramallahu wajhah mengintensifkan diri beribadah pada empat malam dalam setahun.

Ini Lafal Niat Puasa Rajab


Ini Lafal Niat Puasa Rajab
Sebentar lagi kita memasuki bulan Rajab. Kita dianjurkan untuk berpuasa pada bulan rajab mengingat besarnya keutamaan puasa sunah di bulan Rajab. Tetapi kita juga dianjurkan untuk melafalkan niat puasa Rajab di malam harinya. Berikut ini lafal niat puasa Rajab:


نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ رَجَبٍ لِلهِ تَعَالَى


Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Rajabin lillâhi ta‘âlâ.

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Rajab esok hari karena Allah SWT.”

Orang yang ingin berpuasa sunah Rajab di siang hari tetapi tidak sempat melafalkan niat dan berniat puasa di malam harinya boleh menyusul pelafalan niat dan memansang niat sunah puasa Rajab seketika itu juga. Kewajiban niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib. Untuk puasa sunah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.

Bacaan Pembersih Hati Menurut Habib Luthfi

Jakarta, NU Online
Pengasuh Majelis Kanzus Sholawat Pekalongan, Jawa Tengah Habib Muhammad Luthfi bin Yahya menekankan kepada jamaahnya untuk selalu berupaya membersihkan hati.

Menurutnya, upaya tazkiyatun nafs itu penting dilakukan di tengah zaman yang penuh dengan prasangka buruk atau su’udzon sekarang ini.

“Imam Syafi’i mengajak kepada manusia melihat segala sesuatu dengan basyirah, mata hati lebih jauh untuk mengenal Allah SWT,” jelas Rais Aam JATMAN ini pada pengajian Jumat Kliwon, Jumat (16/3) di Pekalongan.

Dalam pengajian rutin kliwonan yang dihadiri oleh Pakar Tafsir Prof Muhammad Quraish Shihab dan adiknya Alwi Shihab ini, Habib Luthfi mengungkapkan, ketika manusia berusaha berpikir baik, godaan su’udzon sangat besar.

Menurutnya, ketika perbuatan baik tercampur dengan prasangka buru, maka itu akan menipu. Tetapi ketika dikembalikan kepada Allah, kata Habib Luthfi, Insyaallah hati itu akan bersih.

Sabtu, 17 Maret 2018

Dakwah Online Diminati Anak Muda di Era Digital

http://miftahulhudapacitan.blogspot.com
Jakarta, NU Online
Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama RI Mastuki Hs melihat fenomena bahwa dakwa online saat ini diminati anak-anak muda. Hal ini tidak lepas dari mudahnya akses teknologi informasi.

Menurut pria kelahiran Banyuwangi, Jawa Timur ini, ketertarikan anak muda tersebut bisa menjadi ladang dakwah bagi media-media yang memproduksi konten-konten keagamaan selama ini.

“Banyak penelitian menunjukkan ketertarikan anak muda terhadap konten-konten Islam di dunia maya. Dalam hal ini, media Islam mempunyai peran besar secara literatif,” ujar Mastuki Hs saat mengisi Pelatihan Indepht Reporting Kebimasislaman Bagi Media Online, Kamis (15/3) di Jakarta.

Di era milenial ini, lanjutnya, juga ditunjukan semangat tinggi anak-anak muda dalam mempelajari agama. Namun, semangat ini bisa mengalami disorientasi jika tidak mampu memahami esensi agama dengan baik dan benar.

PBNU: Awal Rajab 1439 Jatuh pada Senin 19 Maret 2018

http://miftahulhudapacitan.blogspot.com
Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Lembaga Falakiyah mengumumkan bahwa tanggal 1 Rajab 1439 H jatuh pada Senin, 19 Maret 2018, persisnya sejak Ahad malam. 

Ikhbar ini diterbitkan berdasarkan pelaksanaan rukyat di berbagai daerah pada Sabtu (17/3) petang yang tak berhasil melihat hilal.

Menurut Ketua Lembaga Falakiyah PBNU, karena tim rukyat tidak menyaksikan bulan sabit tanda awal bulan hijriah, jumlah bulan Jumadil Akhir disempurnakan menjadi 30 hari (istikmal). 

Pengumuman ini sesuai dengan prediksi data hisab yang tertuang dalam almanak resmi Lembaga Falakiyah PBNU yang menyatakan, dari markaz Jakarta, konjungsi  (ijtima') berlangsung pada Sabtu (17/3) pukul 20:13:13 WIB. Tinggi hilal ada pada minus 0 derajat 21 menit 45 detik.

"Terima kasih atas isytirak (partisipasi) dan isham (kontribusi) Nahdliyyin (dalam pelaksanaan rukyat kali ini," ujarnya.

Jumat, 16 Maret 2018

Dulu ‘Serang’ ICMI, Kenapa Sekarang NU Bentuk ISNU?

http://miftahulhudapacitan.blogspot.com
Jakarta, NU Online
Pada 1990 lalu dibentuk organisasi Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Ada pihak yang pro dan ada pula yang kontra. Pada waktu itu, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang menggawangi Nahdlatul Ulama (NU) menentang berdirinya ICMI. Gus Dur menganggap ICMI adalah organisasi sektarian. 

Dua puluh tahun berlalu, kini giliran NU yang mendirikan organisasi macam ICMI, namanya Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU ). Tentu, ada pihak-pihak yang mempertanyakan –bahkan menyerang balik- konsistensi kalangan NU. Bukankan kalangan NU dulu mencibir pendirian ICMI, tapi kenapa sekarang NU mendirikan organisasi serupa?

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU) Ali Masykur Musa menjelaskan, masyarakat Islam Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk. Mereka memiliki latar belakang keislaman yang berbeda-beda.  

Kamis, 15 Maret 2018

Sudahkah Kita Meresapi dan Mengamalkan Makna Basmalah?

http://miftahulhudapacitan.blogspot.com
Bila ada yang beniat mengamalkan Al-Qur’an, mulailah dengan mengamalkan ayat pertamanya, yaitu basmallah dalam setiap aktivitas. Tanpa fondasi basmalah, maka ayat-ayat selanjutnya akan susah diamalkan. Ibarat akan membangun rumah, kuatkan dulu fondasinya. Untuk itu, kuatkanlah pemahaman dan pengamalan bismi-Llâhir rahmânir rahîm.

Di antara sekian nama-Nya yang agung, Allah tidak memilih al-Mâlik (Yang Maha Merajai), al-‘Azîz (Yang Maha Perkasa), al-Mutakabbir (Yang Maha Memiliki Kebesaran), dan lain-lain sebagai "kartu nama" untuk disebut hamba-Nya terus-menerus dalam setiap memulai aktivitas, tapi Dia memilih ar-Rahmânar-Rahîm (Maha Pengasih dan Maha Penyayang).

Ternyata yang pertama disebut dalam ayat Al-Qur’an adalah sifat pengasih dan penyayang. Sudahkah kita meniru sifat Allah ini? Dengan mengamalkan basmillah, maka kita belajar menyayangi orang lain, baik yang berbuat baik maupun berbuat buruk kepada kita. Wali Allah Rabi‘atul Adawiyah tidak memiliki rasa benci kepada iblis karena semua hatinya dipenuhi rasa kasih sayang. 

Rabu, 14 Maret 2018

Puluhan Santri Pacitan Ikuti Lomba Hafalan Juz ‘Amma

miftahulhudapacitan.blogspot.com
Pacitan, NU Online
Dalam rangka peresmian NUsantara Mart di Pacitan yang akan dilakukan pada Ahad (18/3) mendatang, panitia peluncuran NUsantara Mart menggelar lomba Hafalan Juz Amma. Rabu (14/3). Lomba diikuti puluhan santri-santriwati. Mereka berasal dari perwakilan Sekolah(SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Diniyah (Madin) se-kecamatan Pacitan.

Lomba dipandu oleh tiga orang dewan juri dari Jamiyyatul Qurra Wal Huaffadz (JQH NU), Arifin Hamid, Sadidul Qirom, dan Zainuridan. Tampak pula para ustadz-ustadzah santri yang mengikuti lomba kali ini.

Koordinator perlombaan, Arifin Hamid menyampaikan, perlombaan ini dilakukan sebagai rangkaian peluncuran NUsantara Mart. Juga sebagai sarana menggali potensi hafid Al Quran sejak dini.

“Kegiatan ini adalah sebagian rangkaian Launcing NUsantara Mart. Juga menggali potensi para hafid Al Quran sejak dini”ungkapnya

Dia menambahkan, kejuaraan lomba akan diambil mulai I,II, dan III. Sementara kriteria penilaian lomba berdasarkan kelancaran hafalan, tartil, makhorijul huruf, tajwid, dan adab. “Lalu dari kejuaraan tersebut akan diberikan saat acara puncak,”jelasnya.



sumber: pachenews.com