Catatan :

Minggu, 11 Maret 2018

Mayoran, Sebuah Tradisi Makan Bareng Ala Santri Miftahul Huda Lorok


https://miftahulhudapacitan.blogspot.co.id
Tradisi makan bareng di pondok pesantren memiliki nama yang berbeda tergantung daerah mana pondok itu berasal, ada yang menyebut makan bareng di pesantren dengan sebutan ‘kentongan’, hal ini dikarenakan saat makanan sudah matang si tukang masak memberi tahu teman-temanya dengan memukul kentong agar mereka segera berkumpul. Ada pula yang menyebut makan bareng dengan sebutan lengseran atau mayoran.

Di dunia pondok pesantren khususnya Pondok Miftahul Huda Ngadirojo mayoran adalah tradisi makan bersama yang biasa digelar pada hari-hari libur, hari-hari biasa atau ketika penutupan kegiatan pondok pesantren.

"Madang madang madang madang," yang sering terucap dari santri Naseh Hamid  😁

Pada umumnya mayoran digelar oleh sekawanan santri yang tinggal di kamar/asrama yang sama. Mereka bermusyawarah untuk menentukan menu, besaran uang iuran dan tugas yang dilakukan oleh masing-masing personel. Dimulai dari belanja bahan makanan yang akan dimasak, mencari kayu bakar dan tentu saja tugas memasak.

Makan bareng ala santri Miftahul Huda ini tidak pernah pilih-pilih soal menu makanan dan minuman, karena tujuannya hanyalah kebersamaan. Malah pada umumnya kegiatan makan bersama ini memilih menu yang sederhana, seperti sayur kangkung atau pecel terong. Kendati demikian ada juga sekawanan santri yang memilih menu sedikit istimewa, misalnya ayam, lele dan daging. Namun menu istimewa ini umumnya hanya dimasak saat tasyakuran .

Meskipun menu yang dimasak sangat sederhana dan kokinya adalah koki dadakan, namun mereka tetap makan dengan sangat lahap sampai jarang ada makanan yang tersisa. Mereka merasakan kenikmatan hidangan bukan dari sayur atau lauknya, melainkan dari kebersamaannya. Hal ini menjadi semacam pesta paling mewah di pondok pesantren.

Walaupun terlihat hanya sekedar ngumpul bareng untuk makan bersama, kegiatan mayoran ini memiliki banya manfaat untuk para santri. Diantaranya:

1. Melepas Kepenatan 
Dalam keseharianya para santri selalu memiliki aktifitas yang padat sehingga dituntut untuk disiplin mengatur waktu. Nah dengan menggelar mayoran setelah acara makan-makan selesai, santri bisa melepas kepenatan bersama teman-temanya, tertawa, bercanda, bercerita tentang kejadian-kejadian lucu di sekolah dsb.

2. Meningkatkan Kesederhanaan 
Mayoran yang di lakukan dengan memasak menu makan dan minum seadanya mengajarkan santri akan pentingnya hidup dalam kesederhanaan. Makan bareng ala pesantren tidak mengenal istilah potong tumpeng, kalaupun ada pling-paling hanya memotong buah jengkol.

3. Mengajarkan Betapa Indah Kebersamaan 
Mayoran merupakan pelengkap dari kebersamaan yang ada di pondok pesantren, seperti ro’an bersama, belajar bersama, tidur bersama dsb. Dengan mayoran santri akan belajar untuk mencintai kerukunan dan kesederhanaan.(Irsyadus Syafi'i)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar