Perkembangan teknologi tidak bisa
dipungkiri dan dihindari lagi untuk terjadi. Barang-barang yang canggih seperti
Smartphone, Ipad, Android, Gadget canggih dan yang lainnya mungkin sudah tidak
asing lagi diperbincangan pada masa sekarang, berbagai kalangan masyarakat kini
sudah sangat mengenal benda-benda gadget yang dengan mudah didapatkan
dimana-mana. Globalisasi ini menimbulkan berbagai dampak terutama bagi generasi
muda zaman sekarang. Pada awalnya, globalisasi hanya dirasakan di kota-kota
besar di Indonesia. Namun dengan adanya kemajuan teknologi, komunikasi,
informasi, dan transportasi globalisasi juga telah menyebar ke seluruh penjuru
tanah air.
Barang-barang gadget yang terus
berkembangan dan mengeluarkan penemuan-penemuan baru semacam handphone sangat
berpengaruh pada masyarakat yang terbuka akan globalisasi. Ada dampak positif
dan negatif dalam globalisasi yang sedang marak di Indonesia. dampak positifnya
adalah kemajuan di bidang teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi
yang memudahkan kehidupan manusia. Ada pun dampak negatifnya adalah adanya
sikap sekularisme yang lebih mementingkan kehidupan duniawi dan mengabaikan
nilai-nilai agama.
Dalam perkembangan teknologi yang sangat drastis di
Indonesia ini sangat berpengaruh besar terhadap generasi penerus bangsa
Indonesia, termasuk anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
Perusakan nilai-nilai yang masuk kedalam diri anak-anak melalui gadget sangat
berdampak dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan adanya gadget, anak-anak lebih memilih bermain dengan gadget-nya dibanding bermain bersama teman, terutama anak-anak yang senang bermain manggunakan gadget dan sudah diperkenalkan gadget oleh orang tuanya. Saat anak bermain dengan gadget, mereka cenderung diam di tempat dan tidak banyak bergerak. Ini biasanya sengaja dilakukan orang tua agar anak tidak mengganggu urusan mereka. Namun, penggunaan teknologi justru membatasi gerak fisik anak-anak, sehingga menghambat pertumbuhan mereka.
Dengan adanya gadget, anak-anak lebih memilih bermain dengan gadget-nya dibanding bermain bersama teman, terutama anak-anak yang senang bermain manggunakan gadget dan sudah diperkenalkan gadget oleh orang tuanya. Saat anak bermain dengan gadget, mereka cenderung diam di tempat dan tidak banyak bergerak. Ini biasanya sengaja dilakukan orang tua agar anak tidak mengganggu urusan mereka. Namun, penggunaan teknologi justru membatasi gerak fisik anak-anak, sehingga menghambat pertumbuhan mereka.
Sebuah penelitian di Amerika
menunjukkan satu dari tiga anak-anak yang akan masuk sekolah mengalami hambatan
perkembangan fisik. Hal itu berpengaruh pada pencapaian prestasi akademik dan
literasi mereka. Padahal, gerak aktif anak-anak justru membantu meningkatkan
kemampuan belajar dan memperhatikan anak-anak. Hal ini sangat buruk bila dari
generasi ke generasi terus berlangsung seperti ini.
Anak-anak Indonesia akan
melupakan nilai-nilai luhur yang sebelumnya telah diberikan oleh generasi jauh
sebelumnya seperti anak-anak akan kehilanghan hak bermain dengan
teman-temannya, menyampingkan gotong royong dan malah memilih bermain dengan
gadget-nya, dampak yang paling parah dapat diperhatikan dari beberapa anak-anak
yang menggunakan gadget ialah nilai-nilai agama yang kurang mereka pentingkan.
Padahal, di usia sekolah dasar adalah waktu dimana sedang senang-senangnya
mengaji, dan ceria setiap menjelang waktu ashar karena waktunya mengaji. Dengan
adanya gadget, kebnyakan anak yang terpengaruhi teknologi menjadi sekularisme
yaitu lebih mementingkan bermain daripada mengaji.
Hal ini sangat bertentangan
dengan zaman dahulu ketika teknologi belum terlalu berdampak pada anak-anak,
seperti dalam hal mengaji, bermain yang hanya menggunakan alat-alat tradisional
semamacam petak umpet, ucing-ucingan, gala asin, kelereng, congklak dan masih
banyak permainan tradisional lainnya. Permainan semacam itu mungkin sudah
jarang terlihat lagi sekarang karena perkembangan teknologi yang cenderung
anak-anak ikut menggunakannya juga. Peran orang tua sangat penting dalam tumbuh
kembang anak-anak, orang tua seharusnya jangan dulu mengenalkan gadget kepada
anak-anak yang masih dini, karena hal tersebut sangat berpengaruh dalam masa
kembang anak-anak. Seharusnya orang tua mulai dengan mengajarkan nilai-nilai
bangsa Indonesia yang terkecil seperti interaksi dalam berkomunikasi, tersenyum
dan lain-lain.
Anak-anak harus diberikan
pemahaman mengenai nilai-nilai agama dan tatakrama sejak dini, mengaji, hormat
kepada orangtua dan guru, santun terhadap sesama dan masih banyak nilai-nilai
yang harus ditanamkan kepada anak-anak dibandingkan diberi gadget dan benda-benda
berteknologi. Dalam hal ini orangtua seharusnya bijak dalam memilihkan
barang-barang kepada anak-anaknya.
Supaya nilai-nilai yang telah diajarkan oleh
leluhur tidak hilang dari anak-anak, identitas dan ciri anak Indonesia tidak
pudar. Berilah perhatian lebih pada anak-anak karena pribadi dan karakter anak
adalah bentukan dari orangtua, kesampingkan menggunakan gadget sebagai batu
loncatan agar orangtua tidak harus memperhatikan anak-anak dan fokus terhadap
pekerjaan mereka. Padahal, hal ini sangat salah dalam mendidik anak, disarankan
untuk mencoba menyisihkan waktu yang sama antara pekerjaan dan memperhatikan
anak.
editor santri lorok
Dari segala sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar