Catatan :

Rabu, 07 Maret 2018

Pengenalan Gadget Pada Anak Harus Dengan Bijak

Perkembangan teknologi tidak bisa dipungkiri dan dihindari lagi untuk terjadi. Barang-barang yang canggih seperti Smartphone, Ipad, Android, Gadget canggih dan yang lainnya mungkin sudah tidak asing lagi diperbincangan pada masa sekarang, berbagai kalangan masyarakat kini sudah sangat mengenal benda-benda gadget yang dengan mudah didapatkan dimana-mana. Globalisasi ini menimbulkan berbagai dampak terutama bagi generasi muda zaman sekarang. Pada awalnya, globalisasi hanya dirasakan di kota-kota besar di Indonesia. Namun dengan adanya kemajuan teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi globalisasi juga telah menyebar ke seluruh penjuru tanah air. 

Barang-barang gadget yang terus berkembangan dan mengeluarkan penemuan-penemuan baru semacam handphone sangat berpengaruh pada masyarakat yang terbuka akan globalisasi. Ada dampak positif dan negatif dalam globalisasi yang sedang marak di Indonesia. dampak positifnya adalah kemajuan di bidang teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi yang memudahkan kehidupan manusia. Ada pun dampak negatifnya adalah adanya sikap sekularisme yang lebih mementingkan kehidupan duniawi dan mengabaikan nilai-nilai agama.


Dalam perkembangan teknologi yang sangat drastis di Indonesia ini sangat berpengaruh besar terhadap generasi penerus bangsa Indonesia, termasuk anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Perusakan nilai-nilai yang masuk kedalam diri anak-anak melalui gadget sangat berdampak dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan adanya gadget, anak-anak lebih memilih bermain dengan gadget-nya dibanding bermain bersama teman, terutama anak-anak yang senang bermain manggunakan gadget dan sudah diperkenalkan gadget oleh orang tuanya. Saat anak bermain dengan gadget, mereka cenderung diam di tempat dan tidak banyak bergerak. Ini biasanya sengaja dilakukan orang tua agar anak tidak mengganggu urusan mereka. Namun, penggunaan teknologi justru membatasi gerak fisik anak-anak, sehingga menghambat pertumbuhan mereka. 

Sebuah penelitian di Amerika menunjukkan satu dari tiga anak-anak yang akan masuk sekolah mengalami hambatan perkembangan fisik. Hal itu berpengaruh pada pencapaian prestasi akademik dan literasi mereka. Padahal, gerak aktif anak-anak justru membantu meningkatkan kemampuan belajar dan memperhatikan anak-anak. Hal ini sangat buruk bila dari generasi ke generasi terus berlangsung seperti ini. 

Anak-anak Indonesia akan melupakan nilai-nilai luhur yang sebelumnya telah diberikan oleh generasi jauh sebelumnya seperti anak-anak akan kehilanghan hak bermain dengan teman-temannya, menyampingkan gotong royong dan malah memilih bermain dengan gadget-nya, dampak yang paling parah dapat diperhatikan dari beberapa anak-anak yang menggunakan gadget ialah nilai-nilai agama yang kurang mereka pentingkan. Padahal, di usia sekolah dasar adalah waktu dimana sedang senang-senangnya mengaji, dan ceria setiap menjelang waktu ashar karena waktunya mengaji. Dengan adanya gadget, kebnyakan anak yang terpengaruhi teknologi menjadi sekularisme yaitu lebih mementingkan bermain daripada mengaji. 

Hal ini sangat bertentangan dengan zaman dahulu ketika teknologi belum terlalu berdampak pada anak-anak, seperti dalam hal mengaji, bermain yang hanya menggunakan alat-alat tradisional semamacam petak umpet, ucing-ucingan, gala asin, kelereng, congklak dan masih banyak permainan tradisional lainnya. Permainan semacam itu mungkin sudah jarang terlihat lagi sekarang karena perkembangan teknologi yang cenderung anak-anak ikut menggunakannya juga. Peran orang tua sangat penting dalam tumbuh kembang anak-anak, orang tua seharusnya jangan dulu mengenalkan gadget kepada anak-anak yang masih dini, karena hal tersebut sangat berpengaruh dalam masa kembang anak-anak. Seharusnya orang tua mulai dengan mengajarkan nilai-nilai bangsa Indonesia yang terkecil seperti interaksi dalam berkomunikasi, tersenyum dan lain-lain. 

Anak-anak harus diberikan pemahaman mengenai nilai-nilai agama dan tatakrama sejak dini, mengaji, hormat kepada orangtua dan guru, santun terhadap sesama dan masih banyak nilai-nilai yang harus ditanamkan kepada anak-anak dibandingkan diberi gadget dan benda-benda berteknologi. Dalam hal ini orangtua seharusnya bijak dalam memilihkan barang-barang kepada anak-anaknya.

Supaya nilai-nilai yang telah diajarkan oleh leluhur tidak hilang dari anak-anak, identitas dan ciri anak Indonesia tidak pudar. Berilah perhatian lebih pada anak-anak karena pribadi dan karakter anak adalah bentukan dari orangtua, kesampingkan menggunakan gadget sebagai batu loncatan agar orangtua tidak harus memperhatikan anak-anak dan fokus terhadap pekerjaan mereka. Padahal, hal ini sangat salah dalam mendidik anak, disarankan untuk mencoba menyisihkan waktu yang sama antara pekerjaan dan memperhatikan anak.



editor santri lorok
Dari segala sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar